Pentingnya Vaksinasi Panleukopenia Pada Kucing

by - 07.12

Topik Pilihan [Preventative Medicine]


Pentingnya Vaksinasi Panleukopenia Pada Kucing

Maria Angelica Maryatmo
Universitas Gadjah Mada

Dewasa ini, masih banyak pet owneryang belum mengerti betapa pentingnya vaksin panleukopenia atau distemper bagi hewan kucing. Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit, pada kasus ini contohnya panleukopenia pada kucing. Vaksinasi panleukopenia dilakukan untuk mencegah pengaruh infeksi virus panleukopenia yang menyebabkan penurunan sel darah putih / leukosit. Vaksin mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering dibuat dari mikroba yang dilemahkan atau mati, dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya. Vaksin kemudian diinjeksikan ke dalam tubuh hewan supaya sistem imun tubuh dapat mengenali dan mengingat virus tersebut, sehingga saat virus yang sama/ mirip akan menyerang, sistem pertahanan tubuh sudah siap bekerja. 

Panleukopenia adalah penurunan sel darah putih/leukosit yang disebabkan oleh feline panleukopenia virus.Pada kasus panleukopenia, kucing yang terserang penyakit ini 85 % akan mati jika tidak tepat penanganannya. Panleukopenia bukanlah penyakit zoonosis, namun dapat menular ke kucing lain melalui cairan tubuh, terbawa benda, gigitan kutu, dan lain lain. Selain itu, virus panleukopenia dapat bertahan selama 1 tahun, vaksin sangat berperan penting dalam memberantas kasus distemper ini. Tidak ada salahnya ketika memelihara kucing, kita memberikan preventative medicinepada kucing yaitu vaksinasi untuk mempersiapkan antibodi spesifik tersbut untuk melawan penyakit yang biasa terjadi. Sebaiknya vaksinasi panleukopenia dilakukan saat kucing berumur 3 bulan, 4 bulan dan kemudian diulang setiap 1 tahun sekali. 

Kekebalan kucing yang diterima dari induknya melalui susu akan mulai berkurang ketika berumur 8-9 minggu, sehingga kucing perlu divaksinasi. Vaksinasi akan memberikan antibodi bagi kucing. Setelah diimunisasi, antibodi kucing akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Pada saat antibodi turun atau hampir habis, harus dilakukan vaksinasi lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik. Itulah mengapa, vaksinasi ulangan sangat penting. Kalau tidak, antibodi dalam tubuh kucing akan habis atau berkurang, sehingga kemungkinan hewan terserang penyakit akan lebih besar. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, vaksin merupakan virus yang dilemahkan. Maka dari itu, vaksin tidak boleh diberikan pada kucing yang masih dibawah 3 bulan, karena ia belum memiliki sistem imun yang cukup untuk menerima bibit penyakit tersebut. Adapun syarat dilakukan vaksinasi pada kucing yaitu hewan harus sehat, nafsu makan baik, tidak demam, sudah melalui masa adaptasi 1-2 minggu, tidak batuk, pilek, bersin, muntah ataupun diare, tidak ada masalah kulit, infeksi dan cacingan. Setelah divaksin, kucing tidak boleh dimandikan selama seminggu. Mandi bisa jadi kegiatan yang dapat memicu stress, sehingga setelah vaksin dapat menurunkan daya tahan tubuhnya dan menghambat pembentukan antibodinya. Pemberian vitamin selama 10 hari pasca vaksinasi, dapat membantu pembentukan kekebalan tubuh secara optimal. Virus panleukopenia kucing tidak boleh diberikan kepada kucing yang sedang hamil karena dapat menyebabkan hipoplasia otak kecil pada anak-anaknya.

Virus panleukopenia menyerang saluran digesti pada kucing dan memicu ulkus peptikum atau tukak lambung. Akibatnya, terjadi diare yang berdarah, dehidrasi, malnutrisi, anemia, dan bahkan kematian. Selain itu, jumlah sel darah putih juga berkurang, sehingga sistem kekebalan tubuh melemah. Kemudian jumlah hematokrit dan platelet turut berkurang. Tetapi hal hal tersebut bukanlah faktor kematian kucing yang terbesar. Bisa jadi itu sedikit memengaruhi, namun gejala tersebut keluar karena tidak ada recoverydari antibodi dari hewan kucing. Jika ada antibodi yang melindungi pasti semua fungsi dari masing masing leukosit akan berjalan sebagaimana mestinya. Dan untuk kegagalan vaksin tidak selalu terjadi karena kesalahan dari vaksinnya tetapi dari individual hewan masing masing. Maka dari itu jika ingin melakukan vaksinasi, pastikan benar hewan tersebut berada dalam kondisi tubuh yang baik dan telah melewati semua pemeriksaan fisik dalam pengawasan dokter hewan. Gejala-gejala lain meliputi depresi, lemah, lesu, hilangnya nafsu makan, demam, muntah, kulit tidak lagi elastis akibat dehidrasi, dan perilaku menggigit ekor, punggung belakang, dan kaki belakang sendiri. Sebagian besar kucing yang terinfeksi lalu kemudian mati karena dehidrasi yang disebabkan oleh diare atau infeksi sekunder yang dipicu oleh kelemahan sistem kekebalan tubuh. 

 
Ilustrasi distemper pada kucing

You May Also Like

0 komentar